About E commerce???

September 22, 2008

Apa E Commerce itu…
E Commerce adalah kegiatan – kegiatan bisnis dengan tujuan mengambil keuntungan seperti penjualan, pembelian, pelayanan, informasi, dan perdagangan melalui perantara yaitu melalui suatu jaringan computer, terutama internet.
Bentuk E Commerce…
Ada beberapa bentuk E Commerce seperti…
BUsiness to business (B2B)
B2B adalah tipe e commerce yang mengutamakan kerjasama transaksi antar perusahaan dengan menggunakan media elektronik
Collaborative Commerce (C Commerce)
Dalam C Commerce, partner bisnis saling bekerjasama secara elektronik.kerjasama ini biasanya terjadi sepanjang rantai produksi suatu barang atau jasa, misalnya produsen dengan distrbutornya.
Bussiness to Consumers (B2C)
Pada B2C, pihak penjual adalah organisasi, sedangkan pihak pembeli biasanya individu
Consumers to business (C2B)
C2B dapat mungkin konsumen membuat request akan kebutuhannya terhadap sebuah barang atau jasa kemudian organisasi atau perusahaan bersaing untuk menyediakan barang atau jasa tersebut kepada konsumen.
Consumers to Consumers (C2C)
Transaksi antar individu seperti menjual produk atau jasa kepada individu lain
IntraBusiness Commerce
Penggunaan E Commerce dalam lingkup internal perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kinerja dan operasi
Government to Citizens (G2C)
Pelayanan pemerintah terhadap warga negaranya melalui teknologi E Commerce, selain itu.dapat digunakan untuk kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah lain atau dengan perusahaan
Mobile Commerce
Mobile Commerce memungkinkan penggunaan E Commerce tanpa kabel, seperti mengakses internet melalui handphone


Penyakit Yang disebabkan Oleh Global Warming !!!

October 15, 2008

Global warming (pemanasan global) merupakan
salah satu isu yang sangat penting di seluruh dunia
saat ini, selain terorisme. Para kepala negara di
seluruh dunia selalu menyempatkan diri membahas
isu ini pada momen-momen pertemuan tingkat
regional maupun internasional. Begitu pentingnya isu
ini, baru-baru ini panitia pemberi Nobel, The
Norwegian Nobel Committee menganugerahkan
Nobel Perdamaian kepada mantan Wakil Presiden
Amerika Serikat, Albert Arnold (Al) Gore Jr, dan
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
atas usahanya untuk membangun dan menyebarkan
pengetahuan tentang global warming pada
masyarakat dunia.
Global warming merupakan istilah yang menunjukkan peningkatan suhu ratarata
udara permukaan bumi dan lautan pada dekade terakhir dan peningkatan
suhu ini masih akan terus berlangsung. Suhu udara rata-rata permukaan
bumi meningkat 0.74 + 0.18 °C dalam 100 tahun terakhir. Sedangkan IPCC
memprediksi bahwa suhu global cenderung meningkat sebesar 1.1 sampai
6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100. Peningkatan suhu bumi sebenarnya
dapat terjadi secara alami, namun penyebab utama global warming ini adalah
tingginya level greenhouse gases, terutama CO2 dan metan di atmosfer
akibat aktifitas manusia, seperti tingginya laju pembakaran bahan bakar fosil
dan perubahan fungsi lahan terutama deforestasi.
Ada beberapa istilah lain di dalam literatur selain global warming yang biasa
digunakan untuk menunjukkan perubahan iklim yang disebabkan oleh
manusia, yaitu climate change dan anthropogenic climate change.
Global warming telah terbukti memiliki dampak yang sangat luas pada
kesejahteraan dan kesehatan manusia. Banyak literatur yang menyebutkan
bahwa global warming turut bertanggungjawab terhadap terjadinya becanabencana
alam di belahan bumi ini, seperti gelombang panas, badai-badai
tropis, banjir besar, ataupun kekeringan berkepanjangan yang melanda
1
Gambar diambil dari: http://images.epilogue.net/users/dearden/Global_Warming.jpg
beberapa negara beberapa tahun terakhir ini. Selain menelan korban jiwa,
bencana-bencana tersebut telah menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi,
dan sosial yang sangat besar. Meningginya level permukaan laut akibat
global warming juga telah menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat
penghuni pulau-pulau kecil di beberapa negara akan keberadaan tempat
tinggalnya pada beberapa tahun yang akan datang.
Global warming juga diyakini sebagai penyebab munculnya wabah penyakitpenyakit
yang disebarkan oleh vektor. Dimana, perubahan iklim dapat
merubah pola distribusi dari vektor-vektor tersebut dan juga mempengaruhi
laju reproduksi dan maturasi dari agen infektif yang ada di dalam tubuh
vektor. Kondisi inilah yang diyakini menjadi salah satu penyebab tingginya
kejadian Malaria dan Dengue pada beberapa negara, termasuk Indonesia.
Lalu apa dampak global warming terhadap kesejahteraan dan kesehatan
hewan? Ilmuwan telah meyakini bahwa suhu bumi yang semakin tinggi akan
mempercepat hilangnya spesies-spesies hewan dari muka bumi. Global
warming pada skala global dan regional diprediksi akan merubah distribusi
spesies, sejarah hidup spesies, komposisi komunitas, dan juga fungsi
ekosistem. Selain itu, merebaknya penyakit infeksius pada beberapa hewan
domestik maupun hewan liar yang disebabkan oleh global warming telah
menjadi bukti bahwa ancaman global warming terhadap kesehatan hewan
benar-benar sudah ada di depan mata.
Bukti pertama. Merebaknya penyakit Bluetongue di dataran Eropa antara
tahun 1998-2005. Penyakit ini telah membunuh lebih dari 1.5 juta ekor
domba dan menyebabkan periode ini sebagai periode wabah bluetongue
terlama dan terbesar dalam sejarah Eropa. Lima serotipe virus bluetongue
diketahui telah menginvasi Eropa pada periode ini. Kasus wabah bluetongue
ini terjadi di beberapa negara atau wilayah yang sebelumnya dilaporkan sama
sekali tidak pernah terdapat kasus Culicoides-borne arboviral disease, seperti
Turki, dataran Yunani, Bulgaria, beberapa negara Balkan, dataran Italia, Sicily
dan Sardinia, Corsica, kepulauan Balearic, dan Tunisia. Kejadian ini
sekarang dihubungkan dengan kejadian pemanasan global di wilayah Eropa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, terindikasi bahwa penyebaran dramatis
dari vektor Culicoides imicola ke wilayah yang tidak pernah mengalami infeksi
bluetongue sebelumnya atau transimisi virus bluetongue oleh vektor baru, C.
obsoletus dan C. pulicaris, hanya terjadi di area-area yang secara nyata
mengalami pemanasan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan
langsung antara kemunculan bluetongue di Eropa dengan global warming.
Bukti kedua. Adanya keterlibatan global warming terhadap punahnya 67%
dari sekitar 110 spesies katak Atelopus sp. dari pegunungan Costa Rica
akibat infeksi fungi patogen Batrachochytrium dendrobatidis sekitar 20 tahun
lalu. Atelopus sp merupakan spesies katak endemis di wilayah tropis benua
Amerika. Analisa hubungan periode kepunahan terhadap perubahan level
permukaan laut dan suhu udara menunjukkan bahwa pemanasan global telah
menyebabkan suhu lingkungan pada sebagian besar pegununganpegunungan
di wilayah Amerika Selatan dan Tengah bergerak mendekati
suhu optimum pertumbuhan fungi pathogen B. dendrobatidis sehingga
menyebabkan wabah dan mengakibatkan punahnya sebagian spesies
Atelopus sp.
Dua kasus di atas telah memperlihatkan bahwa dampak negatif global
warming terhadap kejadian penyakit pada hewan adalah nyata. Tidak hanya
itu, peristiwa El Nino-Southern Oscillation, salah satu fenomena alam yang
juga dipengaruhi oleh global warming, diketahui juga berpengaruh pada
patogen yang hidup di laut yang menyebabkan penyakit pada oyster dan
coral.
Walaupun sampai saat ini bukti keterlibatan global warming terhadap wabah
penyakit menular pada hewan domestik baru ditunjukkan oleh munculnya
wabah bluetongue di dataran Eropa yang telah disebutkan di atas, kita harus
tetap waspada terhadap kemunculan-kemunculan wabah penyakit lainnya jika
tidak ada usaha-usaha untuk memperlambat laju global warming. Banyak
penyakit penting hewan domestik yang baik kemunculannya atau pun siklus
hidup agen penyebabnya secara langsung maupun tidak langsung
dipengaruhi oleh faktor-faktor cuaca, seperti suhu dan kelembaban udara.
Misalnya :
Anthrax. Suhu, kelembaban udara, dan kelembaban tanah mempengaruhi
keberhasilan germinasi dari spora Bacillus anthracis. Wabah biasanya
berhubungan dengan perubahan musim hujan dan kemarau, serta suhu
lingkungan yang tinggi.
Haemorrhagic septicaemia (pasteurellosis). Agen penyebab, Pasteurella
multocida, dapat bertahan hidup di luar tubuh inang pada lingkungan yang
lembab dan kejadian penyakit biasanya terjadi pada musim hujan.
Haemonchosis. Kemampuan hidup telur dan larva dari Haemonchus
contortus, sampai mereka termakan oleh inang, bergantung pada suhu dan
kelembaban. Pada kondisi lingkungan yang hangat dan kelembaban yang
moderat, larva dapat hidup berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.
Masih banyak lagi penyakit-penyakit pada hewan domestik dan hewan liar
yang kemunculannya atau pun siklus hidup vektor dan agen penyebabnya
dipengaruhi oleh faktor suhu dan kelembaban lingkungan. Sehingga,
perubahan cuaca akibat global warming dapat mempengaruhi waktu
kemunculan wabah ataupun intensitas wabah dari penyakit-penyakit tersebut.
Bahan bacaan :
Blaustein AR dan Dobson A. 2006. A message from the frogs. Nature 439
(12 Januari 2006), 143-144
Climate Change 2001 : Impacts, Adaptation, and Vulnerability
http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg2/index.htm
Diffenbaugh NS et al. 2005. Fine-scales processes regulate the response of
extreme events to global climate change. PNAS 102 (44), 15774-
15778
Emmanuel K. 2005. Increasing destructiveness tropical cyclones over the
past 30 years. Nature 436 (4 Agustus 2005), 686. 688
Harvell CD et al. 2002. Climate warming and disease risks for terrestrial and
marine biota. Science 296, 2158-2162
McLaughlin JF et al. 2002. Climate change hastens population extinctions.
PNAS 99 (9), 6070-6074
Pounds JA. et al. 2006. Widespread amphibians extinction from epidemic
disease driven by global warming. Nature 439 (12 Januari 2006), 161-
167
Purse BV et al. 2005. Global warming and the recent emergence of
Bluetongue in Europe. Nature Reviews Microbiology 3, 171-181
Ruddiman WF. 2005. How did humans first alter global climate?.
Scientific American (March 2005), 46-53
Thomas CD et al. 2004. Extinction risk from climate change.
Nature 427 (8 Januari 2004), 145-148


Awas Global Warming !!!

September 23, 2008

Cacing Lemes Team !!!

September 23, 2008

Nie dia anak-anak cacing lemes…

Senin, 2008 September 22

Sahur On The Road !!!

Sahur ON The Road Di Yayasan Darrul Aittam

Cilandak

Jakarta malam itu tanggal 20 sept menjelang pagi Cacink Lemez dan HIMASI BL bersama anak2 yatim piatu mengadakan saur bareng coyyy…. acaranya cukup meriah yang di hadiri oleh bintang tamu pemain tawa sutra diantaranya ::: Budi Anduk (Tomy), Rico Ceper (Okta) Pepi empat mata (Black) Ginanjar (Syahril Hidayat)…. pokoke seru banget dahhhh….. Kami Mengucapkan terima kasih kepada anak2 himasi yang bekerja keras sehingga acara berjalan dengan lancar…. Sukses terus Buat HIMASI.. terutama untuk ketuanya …Mbak DIAN (Mardiana)

By: Dhani Cacink Lemez

September 23, 2008. Cacink Lemez. No Comments.

Buka Puasa Anak” Cacing Lemes

(Plaza semanggi‘Sky Dining’)

GokiL… Itulah kata-kata yang bisa terucap dalam hati gwe ketika buka bersama pada tanggal 9 september 2008. Bayangin aja, ngebatalin puasa make es buah dikampus langsung meluncur ke plangi. Awalnya seh cuma pengen makan di benhil. Tapi berhubung anak2 ga ngambil keputusan bablas ke plangi deh. Di jalanan gwe ma anak2 Cacink Lemez kena macet di jalan. Maklum aja gwe searah ma orang pulang kantor. Ditemenin sama lagunya kerispatih yang bila rasaku ini rasamu. Berisik, Gokil, usil itulah yang ada waktu cacink Lemez Berbuka Bersama. Masuk Plangi, langsung parkir menuju lantai 10. Masuk Solaria, Langsung Pesen Degh. Bagusnya suasana disana asik banget so Kebayar semua capenya anak2 cacink lemez ketika dijalan.. neh foto2nya: